Alangkah Lucunya Negri ini
Judul Film : Alangkah Lucunya Negeri Ini
Sutradara : Deddy Mizwar
Produser : Zairin Zain
Produksi : Citra Cinema
A. Sinopsis
Seorang
anak muda, lulusan S1 Managemen yang bernama Muluk. sebagai seorang yang baru
saja lulus kuliah, tentu saja berupaya untuk mencari kerja. Dengan berbekal
ijazah yang dimiliki serta surat
kabar yang memuat berbagai lowongan kerja, namun semua lamaran tersebut tidak
membuahkan hasil.
Muluk,
yang terus berkeliling mencari kerja akhirnya melihat sekelompok anak yang
melakukan aksi copet di sebuah pasar. Dengan geram Muluk meringkus anak
tersebut dan mengancam melaporkannya kepada polisi. Beberapa waktu kemudian, di
sebuah warung Muluk bertemu dengan Komet. Komet akhirnya membawa Muluk ke
markasnya dan memperkenalkan dengan Jarot yang menjadi pemimpin para pencopet.
Di
sisi lain, ayah Muluk yang bernama Pak Makbul berdebat serius dengan Haji Sarbini
yang merupakan calon besannya. Muluk akan dijodohkan dengan Rahma. Keduanya
terus saja berdebat walaupun berusaha dilerai oleh Haji Rahmat, seorang tetua
dalam bidang agama Islam di daerah tersebut.
Perkenalan
Muluk dan Jarot menghasilkan kesepakatan bahwa Muluk akan bekerja bersama
dengan para pencopet tersebut untuk mempraktekkan ilmu manajemen yang dimiliki
dengan mengelola keuangan mereka. Ini ditawarkan oleh Muluk dengan imbalan 10%
dari hasil copet mereka. Tujuan Muluk adalah agar hasil copet mereka dapat
dikelola secara profesional dan akhirnya dapat dijadikan sebagai modal usaha
agar tidak perlu menjadi pencopet lagi.
Secara
umum, kelompok pencopet ini dibagi menjadi 3, yaitu kelompok mall yang terdiri
atas pencopet yang berpakaian paling bagus dan “gaul”, kelompok pasar yang
berpakaian paling kumal, dan kelompok angkot yang berpakaian sekolah. Setiap
kelompok memiliki pemimpin dan metode kerja sendiri-sendiri..
Setelah
beberapa lama, Muluk beranggapan bahwa anak-anak ini juga butuh pendidikan, dan
untuk mengajar mereka, Muluk meminta bantuan Samsul, seorang Sarjana Pendidikan
pengangguran yang sehari-hari hanya bermain kartu saja.
Sebuah
permasalahan kecil terjadi saat ayah Muluk bertanya mengenai pekerjaannya.
Dengan terpaksa Muluk menjawab bahwa pekerjaannya adalah di bagian Pengembangan
Sumber Daya Manusia. Beberapa waktu kemudian, Haji Rahmat meminta Muluk agar
dapat mempekerjakan anaknya, Pipit, karena sehari-hari Pipit hanya mengurusi
kuis-kuis di televisi dan mengirim undian berhadiah kemana-mana. Muluk-pun
menyanggupi hal tersebut dan mengajak Pipit untuk mengajar agama bagi anak-anak
pencopet.
Akhirnya,
Pak Makbul ayah Muluk, Haji Rahmat ayah Pipit, dan Haji Sarbini calon mertua
Muluk bersikeras hendak melihat tempat kerja Pipit, Muluk dan Samsul. Mereka
amat terkejut sewaktu mengetahui bahwa anak-anak mereka rupanya bekerja untuk
para pencopet .
Pertentangan
batin yang hebat segera terjadi di hati mereka yang juga mempengaruhi Muluk,
Pipit, dan Samsul. Mereka akhirnya berhenti mengajari anak-anak itu. Setalah
itu, Jarot memberikan pengarahan kepada anak-anak itu tentang bagaimana mereka
seharusnya mencari uang dengan uang halal. Golongan copet pasar akhirnya sadar
dan mereka berubah profsi menjadi pedagang asongan, namun golongan mall dan angkot
tetap pada profesi mereka yaitu pencopet.
Namun
saat golongan copet pasar sedang berdagang di jalan raya tiba-tiba ada satpot
pp yang menertibkan jalanan tersebut. Anak-anak banyak yang tertangkap tetapi
pada saat itu Muluk melihat kejadian itu dan mengaku kepada satpol pp bahwa dia
adalah orang yang menyuruh anak-anak itu mengasong (bos mereka). Lalu Muluk
dibawa pergi oleh satpol pp tersebut.
- Film ini berhasil mengangkat permasalahan mendasar bangsa ini dengan mengedepankan konflik batin yang terjadi, yaitu pendidikan dan kemiskinan
- Pertanyaan masalah halal dan haram juga jadi sangat mendasar setelah melihat kenyataan yang terpampang, apakah boleh menerima uang haram dari hasil yang halal dan bertujuan baik ? Sedangkan kalau tidak diterima, maka orang tersebut tidak akan dapat hidup dan tidak memperoleh penghasilan ? Apabila tidak dikerjakan, maka tidak akan ada perbaikan moral dan pendidikan yang terjadi. Pertanyaan ini masih menjadi PR sampai film ini selesai
B. Apresiasi film
1.Tema : pendidikan
Amanat : bagaimanapun keadaan kita kaya ataupun
miskin, tua ataupun muda yang paling penting dalam kehidupan ini dalah agama
dan pendidikan
2.
Penokohan :
Tokoh
|
Peran
|
Watak
|
Reza Rahardian
|
Muluk
|
Tidak pantang menyerah, jiwa social tinggi, pintar, mementingkan
pendidikan
|
Tika Bravani
|
Pipit
|
bermalas-malasan, tidak mau bekerja keras, peduli
terhadap anak-anak pencopet
|
Asrul dahlan
|
Samsul
|
Suka berjudi, suka menghina, namun peduli terhadap
anak-anak pencopet
|
Deddy Mizwar
|
Pak makbul
|
Mendahulukan agama, menggangap pendidikan itu amat
penting
|
Slamet Rahardjo
|
Haji Rahmat
|
Alim, bijaksana
|
H. Jaja Miharja
|
Haji Sarbini
|
Suka membanding-bandingkan orang, menggangap
pendidikan tidak penting dan materi adalah segalanya
|
Tio Pakusadewo
|
Jarot
|
Keras, disiplin, peduli terhadap pendidikan ank-anak
pencopet
|
Jaya kusuma
|
Mata Dewa
|
Cerdik, penurut, giat belajar
|
Sonia
|
Rahma
|
Menurut pada orang tua
|
Copet Pasar:
Tokoh
|
Peran
|
Watak
|
Angga Putra
|
Komet (ketua copet pasar)
|
Penurut, semangat dalam belajar dan merubah diri
kuat
|
Daniel Hamonangan
|
Bedul
|
Penurut
|
Mohammad Rabil
|
Subur
|
Penurut
|
Agus foldero Lubis
|
Sabar
|
Penurut
|
Ponda Malik
|
Bedil
|
Penurut
|
Copet Mall:
Tokoh
|
Peran
|
Watak
|
M. Irfan siagian
|
Glen (ketua copet mall)
|
Pembangkang, malas untuk belajar, keras kepala
|
Ahmad Ismail
|
Boy
|
Pemalas
|
Amad Anwar
|
Eros
|
Pemalas
|
Pradana Ardiansyah
|
Ongky
|
Pemalas
|
Agri Firdaus
|
Ari Wibowo
|
Pemalas
|
Copet Angkot:
Tokoh
|
Peran
|
Watak
|
Sakurta Ginting
|
Ribut (ketua copet angkot)
|
Penurut, humoris
|
Hafidz
|
Kampret
|
Penurut
|
Gundala
|
Kalong
|
Penurut
|
Dede Setiawan
|
Codot
|
Penurut
|
Deni Albab M
|
Sobrat
|
Penurut
|
3. Alur
4. Latar
5. Sudut pandang
6. kritik film
0 komentar:
Posting Komentar