Naskah Drama Bhs. Indonesia Kelompok 1 XI IPA 1
‘ROMLI dan JULEHA’
Nama Kelompok:
1.
Ahmad Najih (01)
2.
Dwi
Ariyanto (10)
3.
Hardika
Putra (14)
4.
Mahirzza
Alifia (18)
5.
Nindyaruspita (20)
6.
Rizki
Muhassonah (23)
7.
Sofya
Wulaidah (10)
“Romli dan Juleha”
Sutradara : Rizki Muhassonah
Narator : Sofya Wulaidah
Kmeramen :
Hardika dan Nindya
Tokoh-Tokoh
:
1.
Mahirzza sebagai Juleha
2.
Ahmad
Najih sebagai
Romli
3.
Hardika
sebagai Edduardiman
4.
Nindyaruspita
sebagai Nurma
5.
Rizki
sebagai Mami Juleha
6.
Sofya sebagai
Mami Eduarddiman
7.
Dwi
Ariyanto sebagai Pak Ustadz
Adegan 1
Rumah Juleha
Di
salah satu rumah di tengah ibukota, hiduplah seorang gadis yang cantik jelita
bernama Juleha. Ia merupakan putri dari pemilik perusahaan otomotif terbesar di
Indonesia. Semua pria bermimpi mendapatkannya. Dan semua gadis bermimpi menjadi
sepertinya. Namun, hidup Juleha tidak seindah yang dibayangkan. Orang tuanya
selalu mengatur kehidupannya. Termasuk dengan siapa ia akan menikah nanti.
Suatu
hari, Mami Juleha memberi tahu Juleha tentang rencana perjodohannya.
Mami Juleha : Juleha,
mami ingin berbicara denganmu. (Mengahampiri Juleha)
Juleha : Iya
mami, ada apa? (Berdiri dari duduk)
Mami Juleha : Juleha, mami
ingin menjodohkanmu dengan anak teman mami.
Juleha : APA!! (kaget)
Mami Juleha : Mami sudah merencanakan hal ini sejak berbulan-bulan yang lalu.
Juleha : Tapi, mam… Juleha tidak mau
dijodohkan dengan siapapun. (Tertunduk)
Mami Juleha : Juleha, asal kamu tau, pria yang
akan mami jodohkan denganmu itu itu sangat tampan, kaya, lulusan luar negeri. Selain itu,
dia adalah putra tunggal dari pengusaha terkaya di Indonesia.
Juleha : Tapi mam…
Mami Juleha : Mami
tidak mau tahu, pokoknya kamu harus mau dijodohkan dengan anak teman mami. Toh
ini juga buat masa depan kamu. (Meninggalkan Juleha)
Juleha : (Menangis)
Adegan 2
Taman kota
Juleha
merasa sedih dengan perjodohan yang dibuat oleh maminya tanpa sepengetahuannya.
Akhirnya, Juleha menghibur diri dengan berjalan-jalan ke taman kota.
Juleha : (Jalan-jalan)
Kenapa hidupku harus begini? (Menghapus air mata dengan sapu tangan) (Menjatuhkan
sapu tangan)
Romli : (Mengambil
sapu tangan sambil menunduk) Hei.!! Sapu tanganmu terjatuh. (Memberikan
sapu tangan)
Juleha : (Ekspresi linglung) Oh.. Iya, terima kasih..
Romli : Hei…!! Apa kau sedang menangis?
Juleha : Tidak. (Membuang muka)
Romli : Gadis
cantik, mengapa engkau menangis? (Menggoda)
Juleha : Tidak apa-apa.
Romli : Ceritakan
saja, mungkin itu akan membuat kamu lebih tenang. Walaupun kita belum pernah
bertemu sebelumnya, tapi aku bisa menyimpan rahasia kok.(Muka memelas)
Juleha :
(Terdiam)
Romli : Baiklah…
Kalau begitu aku akan menghiburmu agar kau tidak menangis lagi.
Juleha :
Menghiburku? (Muka bingung)
Romli : (Menarik
nafas) Dari perut, turun ke kaki. Dari perut, naik ke tangan. Dari
perut, ke kepala. Dari perut, ke semuanya. (Menyanyi
dan menari seperti CF Dancow)
Juleha : Hahaha..(Tertawa) Kau lucu sekali.
Romli : (Tersenyum) Kau lebih cantik saat tertawa. Jadi, apa
sekarang kau mau cerita kenapa kau menangis?”
Juleha : (Tertunduk) Aku dijodohkan.
Romli : Oh...
(Muka datar) APA!! KAMU DIJODOHIN?? (kaget)
Juleha : (Bingung)
Lho? Kenapa kamu kaget? Memang apa hubungannya denganmu?
Romli : Begini...
Sebenarnya selama ini. (Berpikir sejanak) Aku telah memerhatikanmu dari jauh.
Juleha : Apa?? Kamu mata-mata
ya?
Romli : Hah??
Bukan. Aku bukan mata-mata. Suwerr!! (Mengacungkan dua jari)
Juleha : Kalau bukan mata-mata,
terus apa?
Romli : Aduh, apa ya? Aku sendiri juga bingung. (Garuk-garuk
kepala)
Juleha : (Bingung)
Romli : Sudahlah!
Itu tidak
penting. Kenalkan, namaku Romli. (Mengulurkan tangan)
Juleha : (Menjabat tangan Romli) Aku juleha.
Adegan 3
Taman kota
Sejak pertemuan hari itu, hubungan Romli dan Juleha
semakin dekat. Dan, tidak lama kemudian, mereka akhirnya menjadi sepasang
kekasih. Mereka menyembunyikan hubungan mereka agar tidak diketahui oleh mami Juleha.
Karena Mami Juleha pasti akan menentang hubungan mereka.
Setiap waktu luang mereka diam-diam bertemu di taman kota sekedar untuk
berjalan-jalan berdua.
Juleha : (Duduk di bangku) Aku capek. Duduk dulu, yuk!
Romli : (Duduk di sebelah Juleha) Kau sih, bersemangat sekali.
Juleha : Pasti, dong. Aku, kan, bahagia sekali bisa bertemu dan
jalan-jalan denganmu.
Romli : Aku juga. Aku bahagia bisa melihat wajah bahagiamu hari
ini. Entah sampai kapan aku bisa melihatnya.
Juleha :
(Berdiri dan tertunduk)
Romli : (Berdiri dan menatap Juleha) Ada apa?
Juleha : Kita tidak bisa terus begini. Aku sudah dijodohkan
dengan seseorang. Hubungan ini tidak seharusnya kita lanjutkan. (Masih
tertunduk)
Romli :
Juleha, lihat aku!
Juleha :
(Melihat Romli)
Romli : Aku tidak akan menyerah sebelum janur kuning
melengkung di depan rumahmu. Aku akan memperjuangkan hubungan ini sekuat
tenagaku. Percayalah padaku!
Juleha :
Benarkah?
Romli :
Benar.
Juleha :
Janji?
Romli :
Janji.
Juleha : Kalau kau mau berjanji, kau harus melakukan ‘HOI-HOI’
denganku.
Romli :
’HOI-HOI’?
Juleha : Ya! (Memutar kedua jari telunjuk dan menyentuhkannya) ‘HOI-HOI’
Romli :
(Tersenyum) Dasar kau ini.
Juleha :
Ayolah!
Romli :
Baiklah.
Romli-Juleha : (Memutar jari telunjuk dan saling menempelkan)
‘HOI-HOI’
Juleha :
(Tertawa)
Romli : (Tertawa) Eh, lihat! (Menunjuk
sebuah gitar) Gitar siapa ini? (Mengambil gitar)
Juleha :
Hei.. Mau kau apakan gitarnya?
Romli :
Ayo duduk dulu! (Duduk di bangku)
Juleha :
(Duduk)
Romli : Apa kau tahu kalau aku jago main gitar?
Juleha : Tidak. Apa kau benar-benar jago main ` gitar ?
Romli : Tentu saja. Aku akan menyanyikan sebuah lagu
untukmu. (menyanyikan lagu ‘Pemilik Hati’ dari Armada Band)
Juleha :
(Tepuk tangan) Wah.. kau hebat.
Romli :
Aku tahu. Dan, apa kau tahu?
Juleha :
Apa?
Romli : Kau pemilik
hatiku. (Nada lagu ‘Pemilik Hati’)
Juleha :
(Tersenyum malu)
Adegan 4
Taman Kota
Sudah
seminggu jalinan kisah kasih antara Juleha dengan Romli berjalan. Namun selama itu
juga, Juleha menyembunyikan kisah cintanya jauh dari maminya yang kejam. Ia
takut maminya akan membenci Romli yang status sosialnya jauh dari status sosial
keluarganya.
Romli :
Juleha, kapan kamu akan mengenalkanku pada mamimu?
Juleha : (Tersedak dan kaget) Kenapa kau ingin bertemu dengan mamiku?
Romli :
Memangnya kenapa kalau aku bertemu dengan mamimu? Aku, kan,
ingin mendekatkan diri dengan calon mertuaku. (Muka genit)
Juleha : (Terdiam)
Romli :
Kenapa ? Tidak boleh, yah ?
Juleha : Apa kau tidak ingat dengan rencana perjodohanku?
Romli :
Hah! Iya. Aku lupa.
Juleha :
(Tertunduk) Maaf ya, Romli.
Romli : Tidak apa-apa. Sudahlah! Jangan dipikirkan lagi.
(Mengelus kepala Juleha)
Tiba-tiba, Nurma teman Juleha tidak sengaja melintas
dan melihat Juleha dan Romli yang sedang makan bersama. Lalu, ia memutuskan
untuk menghampiri mereka.
Nurma : (Menghampiri Juleha dan Romli) Hai, Juleha.
Juleha : Nurma!!! (Kaget) Kenapa kau
bisa disini?
Nurma : Aku tidak sengaja lewat. Terus, aku
melihatmu sedang makan disini. Jadi, aku samperin deh. (Melihat ke arah Romli) Eh Juleha, siapa dia?
Juleha : Dia... Emmm.. (Berpikir)
Nurma : (Muka
penasaran) Jangan-jangan... Dia pacarmu ya?
Juleha :
(Menarik Nurma menjauh) Nurma, aku mohon jangan katakan ini pada mamiku. Aku
mohon Nur. Aku mohon.
Nurma : Jadi, dia benar-benar pacarmu?
Juleha : (Mengangguk lemas)
Nurma : (Berpikir) Baiklah. Aku tidak akan
mengatakan ini pada mamimu.
Juleha : Makasih,
Nur. Kamu
memang temanku yang paling baik.
Nurma : Tapi, ada syaratnya.
Juleha : Syarat? Apa
syaratnya?
Nurma : Kenalkan aku padanya.
Juleha : (Berpikir sejenak) Baiklah. Aku akan mengenalkanmu padanya.
Dengan berat hati, Juleha mengenalkan Romli pada Nurma. Nurma adalah teman dekat Juleha yang tidak bisa menyimpan
rahasia dan suka mengambil barang-barang bagus milik Juleha. Ia jadi khawatir Nurma akan
mengatakan hal ini pada maminya. Ia pun khawatir Nurma akan merebut Romli
darinya.
Adegan 5
Rumah juleha
Di
rumah Juleha, mami Juleha dan mami Eduarddiman calon tunangan Juleha bertemu
dan membicarakan tentang kelanjutan hubungan anak mereka.
Mami
Eduard : Jeng, bagaimana kabar Juleha?
Mami Juleha :
Dia baik-baik saja. Bagaimana dengan Eduarddiman?
Mami Eduard : Ya... seperti biasa dia sedang sibuk
mengurusi perusahaan.
Mami Juleha :
Sepertinya
dia sibuk sekali. Apa dia punya waktu untuk melakukan pertunangan dengan Juleha
?
Mami Eduard :
Tentu saja. Dia sudah tidak sabar menunggu pertunangannya dengan Juleha.
Mami
Juleha :
Benarkah? Juleha pun begitu.
Mami Eduard :
Kalau begitu, kita harus cepat-cepat menggerlar acara pertunangan.
Mami Juleha :
Yah, kau benar. (Mengambil kalender) Bagaimana kalau tanggal 11-11-11?
Mami Eduard :
11 November yah? Aku harus memastikannya dulu dengan jadwal Eduarddiman. Maklum
yah, dia kan sibuk sekali.
Mami Juleha :
Terserah kau saja, yang pasti acara pertunangan ini harus segera kita adakan.
Mami Eduard :
Aku tau. (Minum teh) Ini akan menjadi pesta pertunangan terbesar yang pernah
ada, Nia Ramadhani-Ardi bakri sih lewat. (Tertawa).
Mami
Juleha :
(Tertawa)
Adegan 6
Taman rumah Juleha
Di
taman belakang rumah, Mami Juleha sedang asyik menyantap teh hangat sambil
melihat-lihat majalah baju pengantin. Beliau sedang menyusun semua rencana
pernikahan anaknya. Tiba-tiba, Nurma datang untuk memberikan informasi penting
tentang Juleha.
Nurma : Hai tante..
Mami Juleha :
Hai Nurma. Tumben kamu kesini. Ada apa?
Nurma : Nurma membawa informasi penting banget nih te.
Mami Juleha : Benarkah? Memangnya
informasi penting apa?
Nurma : Ini tentang Juleha, tante. Ternyata dia telah
mempunyai seorang kekasih.
Mami Juleha :
APA?? KEKASIH? SIAPA DIA? DARI MANA ASALNYA? APA PEKERJAANNYA? BERAPA GAJINYA? BERAPA
BANYAK HOTEL YANG DIA MILIKI? LULUSAN DARI NEGARA MANA DIA? BERANI-BERANINYA DIA
BERPACARAN DENGAN JULEHAKU?
Nurma :
Aduh tante tante sabar dulu deh. Mending tante ambil nafas dulu.
Mami Juleha :
(Mengambil nafas) Oke...sekarang cerita sama tante.
Nurma :
Setahu Nurma nama pria itu adalah Romli. Sepertinya dia belum punya pekerjaan. Lagipula,
ia terlihat seperti orang miskin. Buktinya, ia mengajak Juleha makan di pinggir
jalan.
Mami Juleha : Miskin? Jadi, Juleha berpacaran
dengan orang miskin?
Nurma : Benar tante. Tapi, tante jangan khawatir
Nurma akan membantu tante menjauhkan dia dari Juleha.
Mami Juleha : Benarkah itu? Hah! Terima kasih banyak, Nur. Kamu
memang baik sekali.
Nurma : Itulah gunanya seorang Nurma.
Mami Juleha dan Nurma pun saling bekerja sama untuk menjauhkan Juleha dengan Romli. Segala cara mereka upayakan, salah satunya dengan mempercepat
pernikahan antara Juleha dengan calonnya, Eduarddiman.
Adegan 7
Halaman Masjid
Romli
merasa galau dan gelisah. Dia tidak yakin hubungannya dengan Juleha akan
berjalan lancar. Karena dia tahu, Juleha, kekasihnya, adalah anak dari orang
kaya sedangkan dirinya hanya anak miskin yang tak punya apa-apa. Hingga akhirnya
ia menceritakan keluh kesahnya kepada seorang ustadz, teman baiknya.
Romli : (Duduk di masjid)
Ustadz :
(Menghampiri Romli) Assalamualaikum.
Romli : Waalaikumsalam.
(Mencium tangan ustadz)
Ustadz : Wahai
Romli, ada apa denganmu nak? Mengapa mukamu muram begitu?
Romli : Begini
ustadz, saya mempunyai seorang pacar yang cantik jelita.
Ustadz : Lalu,
apa yang membuatmu muram seperti ini? Bukankah seharusnya kamu bahagia
mempunyai pacar yang cantik jelita?
Romli : Saya bahagia ustadz, namun..
Ustadz : Namun? Namun apa, Romli?
Romli : Dia adalah anak orang kaya,sedangkan
saya?
(Menunduk)
Saya hanya
anak orang miskin.
Ustadz : Wahai Romli, cinta yang sesungguhnya itu
sebenarnya tidak pernah melihat status ataupun harta. Jikalau kamu memang
menyayangi dia, perjuangkanlah cintamu itu!
Romli : Baiklah.
Saya pasti akan memperjuangkannya. (Nada semangat) Tapi ustadz, dia juga sudah
dijodohkan dengan seseorang. Karena itu, saya harus melakukan apapun agar dapat
mempertahankan dia.
Ustadz :
Apa? (Kaget) Dijodohkan? Lalu, kau mau melakukan apa?
Romli :
Apapun, pak ustadz.
Ustadz :
Apapun ? Maksudmu ?
Romli : (Terburu-buru) Maaf pak ustadz, saya harus cepat-cepat
pergi ke rumah Juleha. (Mencium tangan ustadz) Assalamualaikum.
Ustadz : Waalaikumsalam. Jangan berbuat macam-macam,
nak !
Romli :
Oke…!! (Berteriak sambil berlari)
Ustadz :
(Geleng-geleng) Dasar anak muda.
Adegan 8
Rumah juleha
Di
hari berikutnya, Romli memberanikan diri untuk pergi ke rumah Juleha untuk
mengajaknya menikah.
Romli : Juleha!! Keluarlah!! (Berteriak)
Juleha : (Mengintip
dari jendela) Ada apa, Romli?
Romli : Ayo kita menikah..!!
Juleha : Apa?? Menikah? Apa kau
bercanda?!
Romli : Aku tidak bercanda!! Ayo kita menikah!!
Mami Juleha : (Keluar
dari rumah) Hei!!
Orang kampung!! Apa yang kau lakukan disini?
Romli : Saya ingin melamar Juleha, tante..
Mami Juleha :
APA??MELAMAR JULEHA. KAU PIKIR KAU SIAPA?? BERANI-BERANINYA KAMU MELAMAR
JULEHA!!
Romli : Saya
memang pemuda miskin, saya memang pemuda yang tidak punya harta, tapi saya
berjanji akan membahagiakan Juleha dengan cinta yang saya miliki.
Mami Juleha : APA!!
CINTA KAU BILANG? JANGAN BERCANDA !! CINTA TIDAK AKAN MEMBUAT PERUT JULEHA
KENYANG BILA KAU MENIKAHINYA!!
Juleha : Mami
sudahlah! Hentikan! (Menarik tangan mami)
Mami Juleha : “SUDAH!!
KAU DIAM SAJA!! (Melepas tangan juleha) MASUKLAH KE DALAM! DAN KAU PEMUDA
MISKIN. PULANGLAH! CARI WANITA YANG SEDERAJAT DENGANMU.
Romli
pulang dengan hati yang hancur. Semangatnya yang berkobar menjadi padam tak
bernyawa. Impiannya menikahi juleha terhalang oleh statusnya yang anak orang
miskin. Namun Romli tetap berusaha untuk menikahi Juleha.
Adegan 9
Rumah Juleha
Di
rumah Juleha, sedang diadakan acara pertemuan antara Juleha dengan calon
tunangannya, Eduarddiman. Namun, wajah Juleha nampak muram. Juleha tidak bisa
menentang maminya untuk menikahi pria pilihan maminya.
Mami Juleha : Sayang kenalkan.
Ini laki-laki yang akan mami jodohkan denganmu. Namanya Eduarddiman. Dia merupakan putra
tunggal pengusaha terkaya di Indonesia.
Eduard : Hai, Juleha..(Mengulurkan tangan)
Juleha : Hai.. (Tidak
menjabat
tangan Eduard)
Eduard :
(Menarik tangan)
Mami Juleha :
Mami
tinggal dulu, ya. Kalian ngobrol saja. (Meninggalkan Juleha dan Eduard)
Eduard : Wajahmu
lebih cantik daripada yang ada di foto.
Juleha : Terima kasih. (Muka datar)
Eduard : (Tersenyum)
Juleha : Ed,
kenapa kau mau menikah denganku? Padahal sebelumnya kita kan belum pernah bertemu?
Eduard : Ya, memang kita tidak pernah bertemu
sebelumnya, namun aku yakin wanita pilihan mamiku pastilah wanita yang terbaik untukku. Lagipula,
saat pertama kali aku melihat fotomu, aku langsung tertarik denganmu.
Juleha : Oh…
Romli : (Berlari
masuk rumah Juleha) JULEHA!!
Juleha : (Kaget) Romli? Sedang apa
kau disini?
Romli : (Menarik
Juleha) Ayo! Kita pergi dari sini!! Kita akan menikah!!
Juleha : Tapi, Romli..
Mami Juleha :
Juleha!! Mau kemana
kau? (Mengejar juleha)
Juleha : (Melihat ke arah mami)
Romli : Ayo
Juleha..!! (Menarik Juleha sambil berlari)
Juleha : (Berhenti
dan menatap Eduarddiman) Kenapa kau tidak mengejarku?
Eduard : (Ekspresi
pasrah) Aku sudah tahu jalan ceritanya pasti kau akan meninggalkanku, maka dari
itu aku tidak mengejarmu
Juleha : (Tersenyum) Kau baik
sekali.
Eduard : (Tersenyum)
Hati-hati. (Melambaikan tangan)
Romli : (Menyenggol Juleha) Heh!! Ayo!! Jangan ngobrol terus!
Romli-Juleha :
(Melarikan diri)
Mami Juleha : (Memukul Eduarddiman) Hei!! Kenapa kau tidak mengejarnya?
Eduard : Tante, mereka tidak akan bisa dipisahkan. Jadi percuma
saja kita mengejarnya.
Mami Juleha : Dasar bodoh! (Mengeluarkan handphone) Aku harus memberi tahu Nurma
tentang hal ini. (Menelepon Nurma) Nurma, cepat kesini sekarang juga!
Tidak lama kemudian, Nurma tiba di rumah Juleha.
Nurma :
Ada apa tante?
Mami Juleha : Orang kampung itu membawa Julehaku pergi entah kemana.
Eduard : Mereka bilang, meraka akan menikah. (Membaca Koran)
Mami Juleha :
Menikah?
Nurma : Baiklah. Saya tahu kemana Romli membawa pergi Juleha.
Mami Juleha : Benarkah? Kalau begitu, tolong bawa Juleha kembali.
Nurma : Tante tenang saja. Kalau begitu, saya pergi dulu.
Adegan 10
Rumah Romli
Romli membawa Juleha ke rumahnya untuk melangsungkan
acara pernikahan. Romli mengundang pak ustadz untuk menjadi penghulunya.
Romli :
Maaf ya Juleha, aku tidak bisa menempatkanmu di rumah yang bagus seperti rumahmu.
Juleha : Tidak apa-apa. Asalkan bersamamu, aku sudah bahagia.
Romli :
(Tersenyum) Terima kasih.
Ustadz : (Mengetuk pintu) Assalamualaikum..
Romli-Juleha :
Waalaikumsalam..
Romli : Pak ustadz, akhirnya datang.
Ustadz :
Ada apa kau memanggilku datang ke rumahmu?
Romli :
Begini pak ustadz, sebelumnya perkenalkan dulu ini
kekasih saya Juleha. (Menunjuk Juleha)
Juleha : (Bersalaman)
Ustadz : Oh
jadi kau wanita yang selalu diceritakan Romli. Ternyata manis juga. (Mata
menggoda)
Romli : (Menyenggol
pak ustad) Sstt Itu pacar saya, pak ustadz.
Ustadz : Iya,
tahu. Lalu, kenapa kau memanggilku?
Romli : Kami ingin menikah, pak ustadz.
Juleha : (Mengangguk)
Ustadz : Apa?? Menikah? Apa kalian yakin?
Romli-Juleha : Kami yakin, pak ustadz.
Adegan 11
Rumah romli
Akhirnya, Romli dan Juleha pun bisa menikah. Namun, sebelum
acara pernikahan dimulai, tiba-tiba Nurma datang ke pernikahan Romli dan
Juleha. Saat Nurma datang, Juleha sedang ada di kamar Romli untuk berdandan.
Nurma : Romli..
Romli : Nurma?
(Kaget) Sedang apa kau disini?
Nurma :
Memangnya kenapa kalau aku disini. Aku kan ingin mengahadiri
acara pernikahan kalian. Apa aku tidak boleh datang?
Romli : Bukan begitu,tapi...
Nurma :
Romli, apa kau tahu? Sebenarnya aku
menyukaimu sejak pertama kali kita bertemu.
Romli : Apa? Tidak mungkin!!
Nurma : Percayalah padaku, Romli. Aku
benar-benar menyukaimu. Jadi, sebaiknya kau menikah denganku. Tinggalkan saja
Juleha.
Romli : Aku tidak bisa, Nurma.
Nurma : (Menarik
tangan Romli) Aku mohon, Rom. Menikahlah denganku!
Tiba-tiba, juleha datang dan melihat
Romli dan Nurma sedang berpegangan tangan.
Juleha : Romli.. Nurma.. Sedang apa kalian?
Romli : Juleha, kau jangan salah sangka dulu!!
Nurma :
Juleha, kamu ternyata
disini. Apa kau
tahu? Romli
bilang ia ingin mengajakku menikah.
Romli :
Tidak. Juleha dengarkan aku dulu!
Juleha : Romli, tak kusangka kau seperti itu. Kau
bilang ingin menikahiku. Tapi, kau malah ingin menikah dengan Nurma. (Berlari meninggalkan Romli)
Romli :
(Menarik tangan Juleha) Juleha.. Tunggu! Aku bisa menjelaskannya.
Juleha :
(Melepaskan tangan Romli sambil menangis) Tidak perlu! Urusi saja pernikahanmu
dengan Nurma!! (Berlari)
Romli :
Juleha…. (Berteriak)
Adegan 12
Rumah Juleha
Sejak saat itu, Juleha mengurung diri di rumah. Ia
tidak mau makan dan minum. Ia begitu terpukul dengan kejadian di rumah Romli
tempo hari. Namun, saat Juleha tengah menghadapi masa-masa yang menyedihkan,
Eduard hadir untuk menemani dan menghiburnya.
Eduarddiman mencoba membawakan makanan kesukaan Juleha
saat Juleha mogok makan.
Juleha :
(Duduk di taman)
Eduard : (Mendatangi) makan dulu yuk!
Juleha :
(Membuang muka)
Eduard : (Duduk di samping Juleha) Ayolah Juleha. Kau bisa sakit
kalau kau tidak makan. Aku suapi yah. (Menyuapi Juleha)
Juleha :
(Menatap Eduarddiman sinis)
Eduard :
Ayolah!! Ini enak loh.
Juleha : (Menampar sendok hingga jatuh) Aku gak mau makan. (Membentak)
Eduard : (Menatap Juleha sedih) Juleha, kalau kau begini terus,
kamu nanti bisa sakit.
Juleha : Biarin!! Jangan sok perhatian, deh. Ini
tubuhku. Aku bebas melaukan apapun pada tubuhku.
Eduard :
Tapi…
Juleha :
Pergi!
Eduard : Juleha…
Juleha :
PERGI!! (Membentak)
Eduard : Baiklah. (Meletakkan makanan di samping Juleha) Dimakan,
yah ! (pergi dari taman)
Adegan 13
Rumah Juleha
Walau bagaimanapun juga, Eduarddiman tidak menyerah.
Hampir setiap hari ia mengantarkan makanan pada Juleha. Namun, Juleha tidak
pernah menyentuhnya sedikit pun. Selain itu, Eduarddiman juga sering memberikan
boneka pada Juleha agar Juleha tidak kesepian. Namun, setelah menerima boneka
tersebut, Juleha langsung membuangnya ke tempat sampah. Sekotak cokelat pun
tidak pernah absen dibawa Eduarddiman. Namun, sayangnya cokelat-cokelat
tersebut harus bernasib sama seperti boneka-boneka pemberian Eduarddiman yang
berakhir di tempat sampah.
Lalu, Eduarddiman mencari cara lain untuk melunakkan
hati Juleha. Akhirnya, sebuah ide terlintas di pikirannya. Ia mengambil gitar
dan cepat-cepat pergi ke rumah Juleha. Saat menghampiri Juleha, seperti biasa,
Juleha sedang melamun.
Eduard :
Juleha..
Juleha :
Dia lagi.(Masih melamun)
Eduard : (Duduk disebelah Juleha) Aku akan menghiburmu dengan
gitar ini. (Menunjukkan gitarnya)
Juleha :
(Menoleh ke Eduard)
Eduard : (Menyanyikan lagu ‘Pemilik Hati’ Armada Band)
Juleha :
(Menangis)
Eduard : (Berhenti menyanyi) Kenapa kau malah menangis?
Juleha : Romli… Romli pernah menyanyikan lagu itu untukku. Dia
bilang aku pemilik hatinya. Tapi, dia malah mengkhianatiku.
Eduard : Sudahlah! Jangan menangis!! Aku tahu kau
pasti sedih. Tapi, life must go on. Kau tidak bisa mengurung dirimu
seperti ini terus. Aku dan mamimu sangat sedih melihatmu seperti ini.
Juleha :
Yah… Kau benar. Tapi, Romli…
Eduard : Romli hanya kenangan pahit masa lalumu. Dan kau tidak
perlu mengingat masa lalu. Apalagi yang
telah membuatmu sedih.
Juleha : (Mengangguk) Yah.. (Tersenyum) Terima kasih. Selama ini
kau sudah baik sekali padaku.
Eduard : Itulah gunanya teman. Jadi… (Mengeluarkan sekotak
cokelat) Kau tidak akan membuangnya lagi kan?
Juleha :
Tentu saja tidak. (Memakan cokelat)
(Berbicara dalam hati) ‘Ternyata Eduarddiman sangat baik padaku. Aku sudah jahat padanya.
Hah!! Aku jadi merasa bodoh. Aku telah menangisi pria yang sudah jelas-jelas
tidak peduli padaku padahal disampingku ada pria yang dengan setia menghiburku.
Aarggghh!!! Dasar bodoh!!’ (Memukul-mukul kepala)
Eduard :
Kau kenapa?
Juleha :
(Meringis) Tidak apa-apa.
Sejak saat itu, Juleha mulai bersikap baik pada
Eduarddiman. Juleha sangat senang saat Eduarddiman datang ke rumahnya. Ia
meminta eduarddiman mengajarinya bermain gitar agar dirinya bisa sering bertemu
dengan Eduarddiman. Seiring berjalannya waktu, Juleha mulai bisa melupakan
Romli dan ia pun mulai menyukai Eduarddiman.
Adegan 14
Rumah Juleha
Saat
Juleha mulai bisa melupakan Romli, tiba-tiba Romli datang menemui Juleha untuk
menjelaskan kejadian yang membuat mereka berpisah.
Romli :
Juleha aku mohon keluarlah!! (Berteriak)
Juleha :
(Keluar rumah) Kau berani-beraninya kau kesini!!
Romli : Juleha, dengarkan penjelasanku dulu. Kau sudah salah
paham.
Juleha : Salah paham ? Aku pikir, apa yang telah aku lihat
sudah sangat jelas.
Romli :
Kita telah dipermainkan Nurma.
Juleha : Kau dan Nurma yang telah mempermainkanku. Kalian berdua
bekerja sama untuk menyakitiku.
Eduard : (Keluar rumah) Sudahlah Juleha. Ingat dia
itu masa lalumu. Kau tidak perlu mengurusinya lagi.
Juleha : Kau benar. Dia masa lalu. Ayo, kita
masuk! (Masuk rumah)
Romli :
Juleha!! Jangan pergi!!
Eduard : Kau!!! Aku mohon kau mau melepaskan Juleha dan membiarkannya
denganku. Aku berjanji akan membahagiakannya. (Masuk rumah)
Romli :
Apa?! Eh, jangan pergi dulu!
Nurma : (Berdiri di belakang Romli dan bersedekap) « Aku
bilang apa ?! Juleha sudah tidak
peduli denganmu lagi.
Romli :
Jangan sok tahu !!
Nurma :
(Menarik tangan Romli) Sudahlah, Romli! Untuk apa kau seperti ini? Juleha sudah tidak menyukaimu
lagi.
Romli : Lepaskan
aku nurma! (Berlari mengejar Juleha)
Romli : (Jatuh dan tak sadarkan diri)
Nurma : Romli!! (Mendatangi Romli) Bangun!!
Nurma : (Mengejar
Juleha) Juleha kamu .. (Terpeleset) Ah!! (Kepala terbentur pintu)
Adegan 15
Rumah Juleha
Mendengar suara teriakan Nurma, Juleha dan Eduarddiman
segera keluar dari rumah. Mereka sangat terkejut saat melihat Romli dan Nurma
sudah tergeletak di depan rumah. Tidak lama kemudian, Nurma sadar. Ia terkejut
saat menemukan dirinya sudah di rumah Juleha.
Nurma : Aku dimana? (Menoleh ke Romli) Romli Romli bangun!!
Juleha : (Masuk kamar) Romli hanya pingsan. Kau tidak perlu
khawatir.
Nurma :
Juleha…
Juleha :
Apa kau sudah merasa lebih baik?
Nurma :
Juleha maaf.
Juleha :
(Terdiam)
Nurma : Romli tidak pernah mengajakku menikah. Ia hanya
mencintaimu. Aku melakukan ini karena aku juga mencintainya. Dan aku iri padamu
karena kau selalu mendapatkan apapun yang aku inginkan. Aku benar-benar minta
maaf Juleha. (Menangis)
Juleha : Sudahlah, aku sudah memaafkanmu. Lagipula, itu kan hanya masa lalu. Aku
tidak mau mengingatnya lagi.
Nurma : Jadi, kau benar-benar sudah tidak menyukai Romli lagi?
Juleha : Ya. Aku sekarang menyukai Eduarddiman. Dialah yang
setia menemani dan menghiburku saat aku sedang sedih.
Romli : (Terbangun) Aku ada dimana? (Memegangi kepala)
Nurma :
Romli!! Apa kau baik-baik saja?
Romli : (Menoleh ke Juleha) Juleha aku mohon padamu
dengarkan penjelasanku!!
Juleha : Aku sudah mendengar yang sebenarnya dari Nurma.
Romli : Nurma? (Menoleh ke Nurma) Jadi, bisakah kita mulai
hubungan kita mulai dari awal lagi?
Juleha : (Menggelang) Tidak. Aku sudah menyukai orang lain, dan
tidak lama lagi kami akan menikah.
Romli :
Maksudmu Eduarddiman?
Juleha : Ya. Dan aku yakin, dia bisa membahagiakanku. Jadi, aku
mohon padamu. Lepaskan aku! Lupakan aku!
Romli : (Berpikir sejenak) Baiklah. Kalau itu yang kau mau,
mau tidak mau aku harus melakukannya. Walaupun akan sulit tapi akan ku coba.
Juleha : Terima kasih. Lagipula, tidak akan sulit kok. Karena
sekarang ada orang yang mencintaimu lebih dari aku.
Romli :
Benarkah? Siapa?
Juleha : (Melirik
ke arah Nurma)
Romli :
(Menoleh ke arah Nurma)
Nurma :
(Tersenyum malu)
Akhirnya,
pada tanggal yang telah ditentukan, Juleha dan Eduarddiman pun melangsungkan
acara pernikahan. Mereka hidup bahagia tanpa adanya paksaan. Dan bagaimana dengan Nurma dan Romli??
Nurma
tetap mengejar-ngejar Romli. Berulang kali Nurma menyatakan cinta pada Romli, tapi
Romli tetap menolaknya. Sampai pada akhirnya, Romli merasa lelah dan menerima
pernyataan cinta Nurma. Dan mereka menjadi pasangan yang
romantis.
Mereka semua menjadi pasangan yang berbahagia selamanya.
≈ TAMAT ≈
0 komentar:
Posting Komentar