“Tita!” teriak Hela ,
“Ada apa Hel ?” kata Tita kaget.
“Tadi, waktu aku pulang sekolah aku liat pacarmu jalan berdua sama Dera, dia teman satu sekolah pacarmu,” kata Hela dengan hati berdebar-debar.
“Masak sih, Hel ? Kamu mungkin salah lihat,” Kata Tita optimis.
“Nggak Tit. Aku bener-bener yakin kalau itu Reno .”
“Uhm. Ia udah, terimakasih ia informasinya,” kata Tita dengan sedih.
Sampai di rumah Tita duduk sambil menangis diatas tempat tidurnya. Dia sangat kaget, waktu dia mendapat cerita dari salah satu temannya, bahwa pacarnya yang bernama Reno , jalan sama cewek lain sepulang sekolah.
Tapi keesokan harinya, ada salah satu teman satu kelas Reno yang SMS Tita. Dia berusaha membantu Tita dengan cara memata-matai semua apa yang Reno lakukan sama Dera. Nama teman Reno itu Sinta. Setiap hari Sinta memberitahukan apa yang dia liat pada Tita, dari Reno datang di sekolahan hingga Reno pulang dari sekolah.
Puncak dari kelakuan Reno adalah pada saat dia rekreasi perpisahan sekolah. Reno rekreasi bersama teman-teman satu sekolahnya ke Bali. Di Bali, Sinta memberitahukan pada Tita apa saja yang dilakukan Reno dengan Dera. Tita merasa benar-benar sakit hati saat dia tahu di sana, Reno dan Dera selalu jalan berdua. Bukan hanya di Bali saja, di bus mereka juga duduk berdua dan mesra seperti orang yang sedang pacaran. Tita sangat sedih. Rasanya dia ingin mengakhiri semua yang ada.
Malamnya, Tita berniat untuk memutuskan hubungannya dengan Reno. Sebelumnya dia cerita dengan salah satu sahabatnya yaitu Arda, Arda juga teman baik Reno.
“Kak, aku udah sakit hati banget sama Reno, kenapa dia tega hianatin aku? Padahal aku udah coba berikan yang terbaik buat dia,” cerita Tita dengan sesenggukan.
“Dek, kamu coba minta penjelasan dulu dari Reno, sebenarnya apa yang terjadi,” kata Arda berusaha memberi pengertian.
“Tapi Kak, semuanya itu udah jelas banget. Kemana-mana ja mereka jalan berdua, gak mungkin kalau mereka gak ada apa-apa. Pokoknya hari ini juga aku mau minta putus, Kak. Gak ada kata maaf lagi untuk dia,” kata Tita dengan putus asa.
“Dek, kamu percaya sama Kakak kan?” tanya Arda.
“Percaya Kak,” jawab Tita dengan mantap.
“Kalau kamu percaya sama Kakak, turutin semua kata-kata Kakak. Kamu jangan memutuskan hubungan kamu dulu, itu semua belum jelas. Kamu minta kejelasan dulu sama Reno. Aku yakin itu yang terbaik buat kamu, dari pada nanti kamu menyesal labih baik kamu mantra ekjelasan dulu. Kamu coba sabar dulu. Aku tahu kamu masih cinta sama Reno dan aku juga tahu kalau Reno itu juga masih cinta banget sama kamu,” jelas Arda.
“Kalau kamu memutuskan hubunganmu bersama Reno, kamu sama aja memberikan Reno sama Dera. Kamu nggak mau kan?” kata Arda.
“Nggak mau banget Kak. Aku masih cinta banget sama Reno,” kata Tita berusaha menabahkan hatinya.
Mendengar kata-kata dari Arda, hati Tita merasa luluh. Dia mengurungkan niatnya untuk memutuskan hubungannya bersama Reno. Lalu Tita pulang ke rumah dan berusaha menenangkan diri.
“Halo sayang!”
“Ia yang. Ada apa?” Tanya Reno.
“Nggak pa-pa. aku cuma pengen telefon kamu aja. Aku kangen. Bisa nggak kita ketemu?” tanya Tita penuh harap.
“Ia bisa kok sayang. Apa sih yang nggak buat kamu.”
“Oh, ia udah kalau gitu. Aku tunggu kamu di tempat biasa ia. Sekarang,” kata Tita.
“Ia, aku berangkat sekarang,” kata Reno bergegas menemui Tita.
Sesampainya di sana, mereka duduk berdua di bawah pohon.
“Sayang,” seru Reno.
“Apa yang?” tanya Tita.
“Gak pa-pa,” jawab Reno.
“Kamu cinta sama aku?” tanya Tita.
“Kok kamu tanyanya gitu sih yang? Aku ia cinta banget sama kamu,” seru Reno dengan yakin.
“Kamu gak akan sakitin hatiku kan?” tanya Tita lagi dengan penuh harap.
“Gak akan sayang. Aku gak akan pernah sakitin kamu, aku janji,” jawab Reno mulai gelisah.
“Lalu Dera itu siapa?” kata Tita mulai emosi.
“E e ... Dera itu ...” jawab Reno dengan terbata-bata.
“Kenapa kamu gak bisa jawab?” tanya Tita dengan emosi yang mulai keluar.
“Aku bisa jelasin sayang. Dera itu cuma temanku aja. Dia bukan siapa-siapa. Aku cuma cinta sama kamu,” jelas Reno.
“Cuma teman? Tapi kenapa waktu di Bali kalian selalu jalan berdua? Pulang sekolah selalu sama-sama. Itu cuma teman?” kata Tita dengan emosi yang tidak bisa ditahan lagi.
“Apa salahku ke kamu? Cepat beritau aku biar aku bisa merubahnya. Aku selalu sabar waktu aku tahu kamu jalan sama Dera. Aku mencoba bertahan karena aku sangat cinta sama kamu. Tapi ternyata kamu sudah nggak cinta lagi sama aku. Aku kecewa sama kamu. Kenapa kamu nggak mikirin perasaanku sama sekali,” teriak Tita hingga jatuhlah air mata di pipinya.
“Hu ... Hu ....” tangis Tita memecah keheningan pada malam itu.
Reno hanya bisa terdiam melihat Tita seperti itu. Dia tidak menyangka Tita tahu perbuatannya selama ini. Reno bingung harus berkata apa pada Tita. Sementara Tita hanya bisa menangis dan menangis.
“Sayang, maafin aku. Aku juga sangat cinta kamu. Aku nggak bermaksut menyakiti hatimu. Waktu itu, aku sedang bosen sama kamu dan aku hanya mempermainkan Dera agar Dera sadar, akan perbuatannya di sekolah yang suka menyakiti hati cowok,” jelas Reno dengan rasa bersalah.
“Apa itu caramu kalau kamu lagi bosen sama aku? Apa kamu gak bisa bilang ke aku kalau kamu bosen sama aku? Apa harus kamu yang ngasih pelajaran sama Dera?” jerit Tita dengan tangisan yang semakin kencang.
“Bukan seperti itu juga yang. Sayang please, maafin aku. Aku ngaku salah. Aku janji gak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Aku janji Sayang. Aku cinta banget sama kamu,” kata Reno sambil memohon-mohon.
“Sayang tolong maafin aku. Maafin aku. Aku mohon. Aku gak akan nyakitin kamu lagi.”
“Sayang aku mohon dengan sangat. Tolong maafin aku. Aku cinta dan sayang banget sama kamu,”
“Apa kamu bisa menepati janjimu?” tanya Tita.
“Kamu bisa pegang janjiku. Sayang tolong maafin aku. Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya sama aku?” jelas Reno
“Aku pegang janji kamu, tapi rasa sakit ini gak bisa begitu aja hilang, aku perlu waktu dan aku akan coba maafin kamu,” kata Tita sambil sesenggukan.
“Makasih sayang. Makasih banged kamu sudah mau mempercayai aku lagi. Aku cinta sama kamu. Aku sayang sama kamu.”
Mereka berdua saling berpelukan. Reno berjanji akan membahagiakan dan tidak akan menykiti Tita dan Tita meyakinkan dirinya bahwa Reno akan menepati janjinya.
Tita sangat mencintai Reno sampai-sampai Tita mau memaafkan semua kesalahannya. Padahal hati Tita masih sangat sakit. Tetapi pada akhirnya Reno dan Tita hidup bahagia dan saling menyayangi satu sama lainnya.
“Tadi, waktu aku pulang sekolah aku liat pacarmu jalan berdua sama Dera, dia teman satu sekolah pacarmu,” kata Hela dengan hati berdebar-debar.
“Masak sih, Hel ? Kamu mungkin salah lihat,” Kata Tita optimis.
“Nggak Tit. Aku bener-bener yakin kalau itu Reno .”
“Uhm. Ia udah, terimakasih ia informasinya,” kata Tita dengan sedih.
Sampai di rumah Tita duduk sambil menangis diatas tempat tidurnya. Dia sangat kaget, waktu dia mendapat cerita dari salah satu temannya, bahwa pacarnya yang bernama Reno , jalan sama cewek lain sepulang sekolah.
Tapi keesokan harinya, ada salah satu teman satu kelas Reno yang SMS Tita. Dia berusaha membantu Tita dengan cara memata-matai semua apa yang Reno lakukan sama Dera. Nama teman Reno itu Sinta. Setiap hari Sinta memberitahukan apa yang dia liat pada Tita, dari Reno datang di sekolahan hingga Reno pulang dari sekolah.
Puncak dari kelakuan Reno adalah pada saat dia rekreasi perpisahan sekolah. Reno rekreasi bersama teman-teman satu sekolahnya ke Bali. Di Bali, Sinta memberitahukan pada Tita apa saja yang dilakukan Reno dengan Dera. Tita merasa benar-benar sakit hati saat dia tahu di sana, Reno dan Dera selalu jalan berdua. Bukan hanya di Bali saja, di bus mereka juga duduk berdua dan mesra seperti orang yang sedang pacaran. Tita sangat sedih. Rasanya dia ingin mengakhiri semua yang ada.
Malamnya, Tita berniat untuk memutuskan hubungannya dengan Reno. Sebelumnya dia cerita dengan salah satu sahabatnya yaitu Arda, Arda juga teman baik Reno.
“Kak, aku udah sakit hati banget sama Reno, kenapa dia tega hianatin aku? Padahal aku udah coba berikan yang terbaik buat dia,” cerita Tita dengan sesenggukan.
“Dek, kamu coba minta penjelasan dulu dari Reno, sebenarnya apa yang terjadi,” kata Arda berusaha memberi pengertian.
“Tapi Kak, semuanya itu udah jelas banget. Kemana-mana ja mereka jalan berdua, gak mungkin kalau mereka gak ada apa-apa. Pokoknya hari ini juga aku mau minta putus, Kak. Gak ada kata maaf lagi untuk dia,” kata Tita dengan putus asa.
“Dek, kamu percaya sama Kakak kan?” tanya Arda.
“Percaya Kak,” jawab Tita dengan mantap.
“Kalau kamu percaya sama Kakak, turutin semua kata-kata Kakak. Kamu jangan memutuskan hubungan kamu dulu, itu semua belum jelas. Kamu minta kejelasan dulu sama Reno. Aku yakin itu yang terbaik buat kamu, dari pada nanti kamu menyesal labih baik kamu mantra ekjelasan dulu. Kamu coba sabar dulu. Aku tahu kamu masih cinta sama Reno dan aku juga tahu kalau Reno itu juga masih cinta banget sama kamu,” jelas Arda.
“Kalau kamu memutuskan hubunganmu bersama Reno, kamu sama aja memberikan Reno sama Dera. Kamu nggak mau kan?” kata Arda.
“Nggak mau banget Kak. Aku masih cinta banget sama Reno,” kata Tita berusaha menabahkan hatinya.
Mendengar kata-kata dari Arda, hati Tita merasa luluh. Dia mengurungkan niatnya untuk memutuskan hubungannya bersama Reno. Lalu Tita pulang ke rumah dan berusaha menenangkan diri.
“Halo sayang!”
“Ia yang. Ada apa?” Tanya Reno.
“Nggak pa-pa. aku cuma pengen telefon kamu aja. Aku kangen. Bisa nggak kita ketemu?” tanya Tita penuh harap.
“Ia bisa kok sayang. Apa sih yang nggak buat kamu.”
“Oh, ia udah kalau gitu. Aku tunggu kamu di tempat biasa ia. Sekarang,” kata Tita.
“Ia, aku berangkat sekarang,” kata Reno bergegas menemui Tita.
Sesampainya di sana, mereka duduk berdua di bawah pohon.
“Sayang,” seru Reno.
“Apa yang?” tanya Tita.
“Gak pa-pa,” jawab Reno.
“Kamu cinta sama aku?” tanya Tita.
“Kok kamu tanyanya gitu sih yang? Aku ia cinta banget sama kamu,” seru Reno dengan yakin.
“Kamu gak akan sakitin hatiku kan?” tanya Tita lagi dengan penuh harap.
“Gak akan sayang. Aku gak akan pernah sakitin kamu, aku janji,” jawab Reno mulai gelisah.
“Lalu Dera itu siapa?” kata Tita mulai emosi.
“E e ... Dera itu ...” jawab Reno dengan terbata-bata.
“Kenapa kamu gak bisa jawab?” tanya Tita dengan emosi yang mulai keluar.
“Aku bisa jelasin sayang. Dera itu cuma temanku aja. Dia bukan siapa-siapa. Aku cuma cinta sama kamu,” jelas Reno.
“Cuma teman? Tapi kenapa waktu di Bali kalian selalu jalan berdua? Pulang sekolah selalu sama-sama. Itu cuma teman?” kata Tita dengan emosi yang tidak bisa ditahan lagi.
“Apa salahku ke kamu? Cepat beritau aku biar aku bisa merubahnya. Aku selalu sabar waktu aku tahu kamu jalan sama Dera. Aku mencoba bertahan karena aku sangat cinta sama kamu. Tapi ternyata kamu sudah nggak cinta lagi sama aku. Aku kecewa sama kamu. Kenapa kamu nggak mikirin perasaanku sama sekali,” teriak Tita hingga jatuhlah air mata di pipinya.
“Hu ... Hu ....” tangis Tita memecah keheningan pada malam itu.
Reno hanya bisa terdiam melihat Tita seperti itu. Dia tidak menyangka Tita tahu perbuatannya selama ini. Reno bingung harus berkata apa pada Tita. Sementara Tita hanya bisa menangis dan menangis.
“Sayang, maafin aku. Aku juga sangat cinta kamu. Aku nggak bermaksut menyakiti hatimu. Waktu itu, aku sedang bosen sama kamu dan aku hanya mempermainkan Dera agar Dera sadar, akan perbuatannya di sekolah yang suka menyakiti hati cowok,” jelas Reno dengan rasa bersalah.
“Apa itu caramu kalau kamu lagi bosen sama aku? Apa kamu gak bisa bilang ke aku kalau kamu bosen sama aku? Apa harus kamu yang ngasih pelajaran sama Dera?” jerit Tita dengan tangisan yang semakin kencang.
“Bukan seperti itu juga yang. Sayang please, maafin aku. Aku ngaku salah. Aku janji gak akan mengulangi perbuatan itu lagi. Aku janji Sayang. Aku cinta banget sama kamu,” kata Reno sambil memohon-mohon.
“Sayang tolong maafin aku. Maafin aku. Aku mohon. Aku gak akan nyakitin kamu lagi.”
“Sayang aku mohon dengan sangat. Tolong maafin aku. Aku cinta dan sayang banget sama kamu,”
“Apa kamu bisa menepati janjimu?” tanya Tita.
“Kamu bisa pegang janjiku. Sayang tolong maafin aku. Apa yang harus aku lakukan agar kamu percaya sama aku?” jelas Reno
“Aku pegang janji kamu, tapi rasa sakit ini gak bisa begitu aja hilang, aku perlu waktu dan aku akan coba maafin kamu,” kata Tita sambil sesenggukan.
“Makasih sayang. Makasih banged kamu sudah mau mempercayai aku lagi. Aku cinta sama kamu. Aku sayang sama kamu.”
Mereka berdua saling berpelukan. Reno berjanji akan membahagiakan dan tidak akan menykiti Tita dan Tita meyakinkan dirinya bahwa Reno akan menepati janjinya.
Tita sangat mencintai Reno sampai-sampai Tita mau memaafkan semua kesalahannya. Padahal hati Tita masih sangat sakit. Tetapi pada akhirnya Reno dan Tita hidup bahagia dan saling menyayangi satu sama lainnya.
2 komentar:
hey ada namaku !!
hah ?? sapa emang namae mamamu sapa ? hahaha
Posting Komentar